Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/05/cara-membuat-tab-view-di-blog.html#ixzz2EU7pdnWj
Diberdayakan oleh Blogger.

Permisalan Seorang Mu’min di dalam Sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam


(Al Ustadz Idral Harits Hafizhahullah)
عن ابْنِ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ شَجَرَةٍ خَضْرَاءَ لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَلَا يَتَحَاتُّ فَقَالَ الْقَوْمُ هِيَ شَجَرَةُ كَذَا هِيَ شَجَرَةُ كَذَا فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ هِيَ النَّخْلَةُ وَأَنَا غُلَامٌ شَابٌّ فَاسْتَحْيَيْتُ فَقَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
 “Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Perumpamaan seorang mukmin itu seperti sebatang pohon yang hijau, tidak berguguran daunnya,”
Orang-orang berkata,”Itu pohon ini, pohon itu.”
(Kata Ibnu ‘Umar,”)Aku ingin mengatakan,”Itu adalah pohon kurma,” sedangkan aku hanya seorang pemuda remaja, maka akupun malu.”
Beliau berkata,”Itu adalah pohon kurma.”(HR. Al Bukhari).

Permulaan jalan Istiqamah

Apa nasehat anda bagi seorang anak muda di permulaan jalan istiqomah? 

Jawab:
1.Memohon keteguhan kepada Allah dan kebenaran.

2.banyak membaca al quran dengan tadabbur.

3.bersemangat untuk tetap dalam ketaatan. Jangan bosan.jangan malas.

4.bersemangat untuk berteman dengan orang baik.

5.menasehai dirinya ketika jiwanya mengalami perubahan. Katakan pada jiwamu “perjalanan masih panjang”. Surga dikelilingi dengan hal yang tidak menyenangkan. Dan neraka dikelilingi dengan syahwat.

6.menjauhi teman yang tidak baik.walaupun sebelumnya dia temanya sendiri”permisalan teman duduk yang jelek seperti pandai besi ia akan menyebabkan terbakarnya pakaianmu atau kamu akan mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”.

Diringkas dari penjelasan ibnu utsaimin. Liqo bab maftuh
Al Ustadz Qamar Suaidiy Lc Hafizhahullah

Bolehkah Menggunakan Asuransi yang di berikan Perusahaan?


Bismillah afwan mau tanya,di perusahaan ana ada asuransi kesehatan untk karyawan,tiap karyawan mendapat kartu asuransi tersebut.klo kita sakit dan mnggunakan kartu tersebut maka biaya pengobatan dapat di claim dan di ganti oleh perusahaan, pertanyaannya boleh tidak kita gunakan asuransi tersebut?
jazaakalloh khoiron 
Jawaban

Menjawab Salam yang tidak lengkap?

Ustadz,ana mau tanya. Apakah wajib menjawab salam seseorang, yang jika salam tidak terdengar kecuali lafaz “kum”padahal salam itu do’a. Jazaakumullohu khair
Jawaban
Bismillah.
Salam memiliki 2makna, sebagaimana diterangkan imam ibnul Qoyyim rohimahulloh di dalam “al-badai’” (2/121):

“Salam memiliki 2 makna masyhur dari ulama: 

Nikah Beda Agama,bolehkah?

Ada satu permasalahan. Ada seorang perempuan muslim yang ingin menikahi lelaki kafir yang badannya penuh tatu. Apakah sah syahadatain, apakah sah pernikahannya (kerana menikah dengan lelaki kafir), apakah yang perlu dilakukan lelaki tersebut jika sah dengan tatu tersebut? 

Jawaban

Amal Sunnah di Bulan Dzulhijjah


Asal Penamaan

Secara bahasa, Dzulhijjah [arab: ذو الحجة ] terdiri dari dua kata: Dzul [arab: ذو ], yang artinya pemilik dan Al Hijjah [arab: الحجة ], yang artinya haji. Dinamakan bulan Dzulhijjah, karena orang arab, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji di bulan ini. Orang arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Tahdzibul Asma’, 4/156)
Ada beberapa hari khusus di bulan Dzulhijjah. Hari-hari khsusus ini memiliki nama khusus, diantaranya adalah:
  1. Hari tarwiyah [arab: التروية ] : tanggal 8 Dzulhijjah. Disebut hari tarwiyah, dari kata irtawa – yartawi [arab: ارتوى - يرتوي ], yang artinya banyak minum. Karena pada hari ini, masyarakat banyak minum dan membawa air untuk perbekalan hari setelahnya. Ada juga yang mengatakan, tarwiyah dari kata ar-rawiyah [arab: الرَّوِيَّةُ ], yang artinya berfikir atau merenung. Disebut tarwiyah, karena pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berfikir dan merenungkan isi mimpinya. (Al Qamus Al Muhit, kata: ra-wi-ya)
  2. Hari arafah [arab: عرفة ] : tanggal 9 Dzulhijjah. Disebut hari ‘arafah, karena pada tanggal ini, jamaah haji melakukan wukuf di ‘arafah. (Al Mu’jam Al Wasith, kata: ‘arafah). Dengan demikian, hadis yang menyebutkan anjuran berpuasa ‘arafah adalah puasa di tanggal 9 Dzulhijjah.
  3. Hari An Nahr [arab: النحر :menyembelih) : tanggal 10 Dzulhijjah. Kata An Nahr secara bahasa artinya menyembelih binatang di bagian pangkal lehernya (tempat kalung). Ini merupakan cara yang digunakan dalam menyembelih onta. Karena onta terlalu sulit untuk disembelih di bagian ujung leher. Disebut hari Nahr, karena pada hari ini banyak orang yang menyembelih onta qurban. (Al-Qamus Al Muhit, kata: An Nahr)

Nasehat asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah terhadap Beberapa Masalah Manhajiyyah di Indonesia


September 27, 2013

Alhamdulillah berkat rahmat dan taufiq dari Allah telah terjadi jalsah (pertemuan) para du’at/asatidzah Indonesia dengan al-Walid asy-Syaikh al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah di kediaman beliau pada Ramadhan 1433 H lalu, guna menanyakan beberapa permasalahan manhajiyyah yang menjadi perselisihan antara para duat di Indonesia.

Tentunya, hasil dari pertemuan tersebut bisa menjadi bimbingan dan pedoman dalam menyelesaikan perselisihan yang selama ini terjadi.Tapi, kenyataan yang ada sangat menyedihkan.Setelah pertemuan tersebut justru muncul interpretasi dan persepsi yang berbeda-beda terhadap nasehat dan arahan yang disampaikan oleh asy-Syaikh Rabi’, bahkan sebagian pihak ada yang berani membantah ucapan asy-Syaikh Rabi’.Sehingga perselisihan yang ada terus berkelanjutan.

Suasana ini membuat prihatin sebagian para asatidzah, terutama yang turut hadir dalam jalsah Ramadhan 1433 H tersebut.Namun dengan taufiq dari Allah, hal itu tidak membuat para asatidzah tersebut terburu menyalahkan, atau menyebarkan kaset, atau tindakan lainnya yang membuat situasi tambah runyam. Walaupun sebenarnya banyak pertanyaan dari ikhwah salafiyyin tentang apa isi sebenarnya dari jalsah tersebut. Kenapa simpang siur? Maka para asatidzah tersebut berkumpul menuliskan kesimpulan isi nasehat asy-Syaikh Rabi’ tersebut.Agar tidak salah, atau dianggap sepihak, maka tulisan kesimpulan tersebut dikirim kepada asy-Syaikh Rabi’ untuk beliau baca dan beliau koreksi.

Naskah kesimpulan yang telah diketik rapi itu pun dikirim melalui asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri hafizahullah. Kemudian beliau membacakannya di hadapan asy-Syaikh Rabi’, dan Alhamdulillah asy-Syaikh Rabi’ pun setuju dengan isi kesimpulan tersebut (sebagaimana dalam rekaman).

Berikut naskah kesimpulan yang dikirim kepada asy-Syaikh Rabi’

Meraih Pahala Dengan Bersabar

Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin

Tak ada seorang pun yang menginginkan hidup dalam keadaan sulit. Tidak ada seorang pun menginginkan musibah terjadi atas dirinya. Namun, kenyataan hidup berbeda dengan apa yang diinginkan oleh setiap manusia. Hidup manusia tak selalu diwarnai dengan kebahagiaan dan kesenangan. Tidak pula hidup selalu diliputi kesuksesan. Terkadang manusia harus jatuh bangun menghadapi kehidupan. Ia harus menghadapi sekian banyak cobaan. Beruntunglah orangorang yang sabar.

” Hak – Hak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang Wajib Kita Tunaikan “


Al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi

Hidup di dunia tentu bukan untuk sesuatu yang sia-sia. Dalam konsep Islam, hidup di dunia tiada lain untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala semata. Itulah hakikat misi penciptaan manusia dan jin di muka bumi ini. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku. (adz Dzariyat: 56)
Misi penciptaan yang merupakan amanat berat itu telah disanggupi oleh manusia, padahal makhluk-makhluk besar semisal langit, bumi, dan gunung-gunung tak menyanggupinya, sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan dalam surat al-Ahzab: 72. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

” Ketika Orang Islam Telah Meniru Orang Kafir “


Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman

Islam dengan konsep, aturan, dan jalannya telah meletakkan jurang pemisah antara kekafiran dan keimanan, kesyirikan dan ketauhidan, kebatilan dan kebenaran, kebid’ahan dan sunnah. Jurang pemisah ini sesungguhnya menjadi ujian besar bagi manusia dalam hidup. Maukah mereka tunduk pada aturan itu atau mereka lebih memilih kebebasan dari semua tuntutan itu?

Islam, sebagai agama yang telah disempurnakan, menjunjung tinggi nilai-nilai ketinggian dan kesakralan, melindungi kehormatan, darah, dan harta benda manusia. Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang mengajak orang-orang kafir untuk meninggalkan agama mereka dan masuk ke dalam Islam.

Manhaji ” Shalat Berjamaah Menuai Banyak Keutamaan “

Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin

Suatu hari, seorang lelaki buta mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kata lelaki buta itu, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seorang penuntun guna pergi ke masjid.” Pernyataannya ini disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam demi memohon keringanan untuk tidak menghadiri shalat berjamaah di masjid.
Saat itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun memberi keringanan kepada lelaki buta itu untuk shalat di rumahnya. Namun, saat lelaki buta itu berbalik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya lalu bertanya, “Apakah engkau mendengar seruan untuk shalat (azan)?” Jawab lelaki buta itu, “Ya, saya mendengarnya.” “Kalau begitu, penuhilah seruan tersebut!” kata beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR . Muslim, no. 255)

” Saat Ujian Menerpa”

 

Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
Ketika iman bersemayam di hati, menetap, tumbuh, dan mewarnai setiap perilaku seorang hamba, ujian pun sejenak menghampiri. Keimanan yang menyembul di dada akan diuji, seberapa kokoh keimanan itu ada. Demikianlah ketentuan yang ada. Setiap manusia akan mendapatkan ujian sesuai dengan kadar kemampuan dirinya. Allah Subhanahu wata’ala telah menggambarkan perihal ujian keimanan itu melalui firman-Nya,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ {} وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (al-Ankabut: 2—3)
Ingatkah kisah ashhabul-ukhdud?

  © Blogger templates addiinradio by Ourblogtemplates.com 2008

Kembali ke Atas