بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Jawaban Pertama:
Hari ini, tanggal 25 Desember, ada
sebagian orang yang mengaku muslim masih mengucapkan “Selamat Natal”
terhadap kaum Nasrani bahkan ikut merayakannya, dengan alasan
“MENGHARGAI” atau MENGHORMATI.”
Padahal telah diketahui bersama bahwa
perayaan natal adalah perayaan kekafiran dan kesyirikan kepada Allah
ta’ala, sebab kaum Nasrani merayakan kelahiran Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
atas dasar beliau sebagai “tuhan” mereka, bukan sebagai seorang Nabi dan
Rasul, maka merayakannya bukan sekedar bid’ah seperti perayaan maulid
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam (yang tidak pernah beliau contohkan),
tetapi termasuk kategori syirik dan kekufuran.
Atas dasar itulah Allah ta’ala sangat
murka terhadap orang-orang Kristen. Apakah patut seorang muslim
menghargai dan menghormati syiar-syiar kekafiran yang sangat dibenci
Allah ta’ala?! Apakah patut seorang muslim memuliakan musuh-musuh Allah
ta’ala yang sangat hina dalam pandangan-Nya?!
Allah ta’ala telah menghinakan mereka di dunia dan akhirat,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik AKAN MASUK NERAKA JAHANNAM, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah SEBURUK-BURUK MAKHLUQ.” [Al-Bayyinah: 6]
Juga firman Allah ta’ala,
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami!? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti BINATANG TERNAK, bahkan mereka LEBIH SESAT jalannya (dari binatang ternak itu).” [Al-Furqon: 44]
Juga firman Allah ta’ala,
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ
وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا
أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا
“Dan mereka (orang-orang Kristen) berkata, “(Allah) Yang Maha Penyayang mempunyai anak.”
Sesungguhnya (dengan perkataan itu) kamu telah mendatangkan suatu
perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan
itu, dan bumi terbelah, serta gunung-gunung runtuh, karena mereka
mendakwakan Allah Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” [Maryam: 88-91]
Juga firman Allah ta’ala,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
“Sungguh telah kafir orang-orang (Kristen) yang mengatakan bahwa Allah adalah ‘Isa Al-Masih bin Maryam.” [Al-Maidah: 17]
Juga firman Allah ta’ala,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِين قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ
“Sungguh telah kafir orang orang
(Kristen) yang mengatakan bahwa Allah adalah satu dari yang tiga, dan
tidaklah sesembahan itu kecuali sesembahan yang satu (Allah subhaanahu
wa ta’ala).” [Al-Maidah: 73]
Dan seluruh kaum muslimin sepakat, jika
seorang muslim sekalipun, apabila ia melakukan dosa, maka tidak patut
kita ucapkan selamat atasnya karena telah melakukan dosa itu. Jika
seseorang minum khamar atau melakukan korupsi misalkan, maka tidaklah
patut kita katakan kepadanya, “Selamat Minum Khamar” atau “Selamat Korupsi.” Padahal dosa merayakan natal yang merupakan kesyirikan dan kekafiran jauh lebih besar daibanding minum khamar dan korupsi.
Oleh karena itu, ulama Ahlus Sunnah wal
Jama’ah seluruhnya sepakat, tidak ada yang berbeda pendapat, bahwa
mengucapkan selamat hari raya kepada orang-orang kafir hukumnya haram,
bahkan jika dasarnya karena ridho dengan kekufuran mereka maka hukumnya
adalah kekufuran. Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق
“Adapun mengucapkan selamat terhadap syi’ar-syi’ar kekufuran yang merupakan ciri khusus kekufuran tersebut maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan.” [Ahkaam Ahli Zimmah, 1/441]
Maka jika ada yang bertanya, siapa yang
melarang kita mengucapakan selamat natal kepada orang-orang Kristen?
Jawabannya seluruh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan dasar Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Jawaban Kedua:
Tentang firman Allah ta’ala,
وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
“Dan keselamatan semoga dilimpahkan
kepadaku (Isa ‘alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku
meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [Maryam: 33]
Maka ayat ini sama sekali tidak mengandung makna mengucapkan selamat natal kepada orang-orang Kristen dengan beberapa alasan:
1. Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam, para sahabat dan ulama ahli tafsir dari kalangan Ahlus Sunnah
wal Jama’ah tidak sedikitpun memahami bahwa ayat ini merupakan dasar
dibolehkannya mengucapkan selamat natal.
2. Perayaan natal dasarnya adalah
kesyirikan dan kekufuran kaum Nasrani yang menganggap Nabi ‘Isa
‘alaihissalam sebagai “tuhan” mereka, sedangkat ayat ini justru
menerangkan kedudukan beliau sebagai seorang hamba Allah ta’ala dan
rasul-Nya, oleh karena itu dikatakan dalam ayat ini bahwa beliau
dilahirkan, sebagaimana manusia yang lainnya juga dilahirkan oleh
seorang ibu.
3. Benar bahwa kaum muslimin
disyari’atkan mendo’akan para Nabi dan Rasul dan seluruh orang-orang
shalih, namun syari’at tersebut berbeda dengan mengucapkan selamat
natal, sebab ucapan selamat natal adalah mendo’akan orang-orang yang
merayakan natal itu, bukan untuk Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
4. Perayaan natal itu sendiri adalah
bentuk penghinaan kaum Nasrani terhadap Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, karena
mereka telah mensejajarkan beliau dengan Allah ta’ala, sehingga beliau
sendiri tidak ridho diperlakukan demikian, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan
seluruh para nabi dan rasul tidak pernah ridho dengan agama yang
mempersekutukan Allah ta’ala, kemunculan berbagai agama yang
mempersekutukan Allah ta’ala sama sekali bukan ajaran para nabi dan
rasul (sebagaimana yang diucapkan oleh petinggi sebuah Partai “Dakwah”)
karena seluruh nabi dan rasul mengajarkan tauhid bukan kesyirikan, maka
tidaklah patut kita mengucapkan selamat atas satu perendahan terhadap
seorang nabi yang mulia.
Jawaban Ketiga:
Sedangkan firman Allah ta’ala,
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ
لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ
أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat
baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena
agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahanah: 8]
Juga bukan dalil yang membolehkan apalagi
menganjurkan untuk mengucapkan selamat natal ataupun ucapan selamat
terhadap perayaan-perayaan kekufuran lainnya, sebab yang dibolehkan
dalam ayat ini adalah “berbuat baik” dan “berlaku adil” kepada orang-orang kafir bukan melakukan perkara yang haram demi menyenangkan mereka.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar