Oleh Ustadz Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai
Pembaca,rahimakallahu…
Berbondong gelombang demi
gelombang langkah kaki diarahkan. Ayunan tangan turut menyertai setiap
hembusan nafas manusia-manusia hebat di atas hamparan bumi. Jarak
bukanlah penghalang walau jauh tak terkira. Panas dan hujan bagi mereka
adalah sahabat dekat. Terik matahari tidak mereka hiraukan.
Ya,manusia-manusia hebat itu. Ada apa dengan mereka?
Kampung halaman, Siapa di
antara kita yang tak merindukan negeri kelahiran? Ada sejuta kenangan di
sana,tempat setiap insan besar dan dibesarkan. Namun bagi
mereka,manusia-manusia hebat itu,berpisah dan meninggalkan kampung
halaman adalah mengasikkan. Walau berat memang,meski pahit tentunya.
Waktu bukanlah alasan walau terasa lama. Mereka,manusia-manusia hebat
itu,yang selalu dinantikan,”Di purnama bulan apa kalian akan kembali?”.
Mengapa mereka melawan arah rindu yang terkekang?
Sungguh,mereka benar-benar
manusia hebat. Mereka adalah para pengembara dari satu negeri menuju
negeri selanjutnya. Tidak ada tujuan yang dicari kecuali ilmu
agama,firman Allah dan sabda rasul Nya.Mereka adalah para pecinta ilmu
yang sedang mengemban misi suci ,thalabul ilmi. Untuk apa?
Sejarah telah diukir dan
terlukis indah dengan kisah-kisah mengharu biru tentang mereka,para
ulama’ panutan umat. Perjuangan berat dan pengorbanan yang sulit telah
mereka lalui.Dan kita pun pasti bertanya-tanya,”Demi apa mereka lakukan
itu semua?”
Pembaca,hafidzakallahu…
Alangkah bahagianya seseorang yang selalu didoakan dengan kebaikan dan dimohonkan ampunan. Siapa yang tak ingin?
Pernahkah terbayang jika
yang mendoakan adalah makhluk sejagat? Yang ada di langit berlapis dan
yang hidup di atas permukaan bumi,semuanya turut berdoa untuk kebaikan
untuk Anda. Bahkan semut-semut di sarangnya juga ikan-ikan di air tempat
hidupnya tak ketinggalan untuk mendoakan kebaikan. Untuk siapa?
Semua mendoakan kebaikan
kepada hamba yang selalu mengajarkan ilmu dan kebaikan kepada
masyarakatnya. Sungguh menyenangkan! Dan,hanya ada satu tangga untuk
meraihnya yaitu thalabul ilmi.
Maka,terjawablah sudah tanda tanya yang sempat lahir di atas tadi!
Mereka,manusia-manusia hebat
itu,rela melakukan perjalanan jauh berbulan bahkan bertahun dengan
meninggalkan kampung halaman dan sanak kerabat, salah satu sebabnya
adalah harapan yang selalu hadir di dalam hati dengan sabda Rasulullah,
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى
النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ
النَّاسِ الْخَيْرَ
“Sesungguhnya Allah,para malaikat
Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di
lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan
kepada manusia”[1]
Subhanallah!
Pembaca,baarakallahu fiik…
Jangan heran dan jangan
kaget! Allah Maha Mampu untuk menjadikan makhluknya dapat berbicara dan
berdoa.Amatlah mudah bagi Allah untuk mengijinkan semut dan ikan turut
mendoakan kebaikan untuk para pemilik ilmu agama.
Allah berfirman dalam ayat Nya,
تُسَبِّحُ
لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَاْلأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن
شَيْءٍ إِلاَّيُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِن لاَّتَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Langit yang tujuh, bumi
dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian
tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44)
Ibnu Katsir menjelaskan,
“Tidak ada satu pun makhluk
kecuali ia pasti bertasbih dengan memuji Allah. Namun,kalian tidak dapat
mengerti tasbih mereka,wahai segenap manusia. Sebab,berbeda dengan
bahasa kalian.
Hal ini berlaku secara umum untuk hewan binatang,pohon tetumbuhan dan benda-benda mati.
Pendapat ini adalah yang paling masyhur dibanding pendapat lain”[2]
Pembaca,arsyadakallahu…
Al Imam Al Bukhari meriwayatkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud,beliau berkata,
“Dulu kami dapat mendengar tasbih dari makanan yang sedang disantap”
Dalam sebuah riwayat,sahabat
menceritakan bahwa Rasulullah pernah mengambil beberapa butir kerikil
lalu meletakkannya di atas telapak tangan beliau,ternyata
kerikil-kerikil tersebut bertasbih.Kemudian beliau meletakkan kembali di
atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam.
Lalu Rasulullah mengambil
kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan Abu
Bakar,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih. Kemudian beliau meletakkan
kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam.
Lalu Rasulullah mengambil
kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan
Umar,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih. Kemudian beliau meletakkan
kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam.
Lalu Rasulullah mengambil
kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan
Utsman,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih.Kemudian beliau meletakkan
kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam.[3]
Luar biasa,bukan?
Pembaca,rahimakallahu…
Thalabul ilmi akan membawa
kita menuju sebuah dunia yang dipenuhi dan dihiasi oleh doa-doa seluruh
makhluk sejagat raya.
Dan Anda? Di manakah letak
Anda dari peta kebaikan semacam ini? Duduk terdiam tanpa terbersit untuk
menjadi seperti mereka,yang pandai dan mengerti tentang agama? Tidakkah
Anda ingin berada di barisan shaf terdepan?
Bersemangatlah,Saudaraku,untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam! Sebab
untuk orang semacam Anda,semut dan ikan pun turut berdoa. Baarakallahu fiik
[1] Hadits Abu Umamah Al Bahili riwayat Tirmidzi () di shahihkan oleh Al Albani.
[2] Tafsir Ibnu Katsir
[3] Dishahihkan oleh Al Albani dalam Dzilalul Jannah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar